Longreach, Nov 6th,2004
QANTAS MUSEUM
Pagi yang cerah membawa semangat tersendiri bagi kami untuk
kembali melanjutkan perjalanan dari Brisbane ke Darwin.Tidak ada tanda-tanda
tertentu atau memang kami tidak mampu membaca situasinya hehehe..
Selepas Brisbane kami hendak menuju Mount Isa sebagai tempat
transit untuk mengisi fuel dengan lama penerbangan kurang lebih 3,5 jam. Penerbangan
terasa lama karena head wind yang menghantam pesawat yang kami tumpangi, setelah
memakan waktu hampir 1,5 jam awan yang putih kapas berubah menjadi
gumpalan-gumpalan hitam sebesar kerbau yang menghadang kemanapun kami
menghindar. Setelah kami tidak mampu menemukan tempat menghindari kerbau-kerbau
hitam, diputuskan untuk mendarat di bandara terdekat karena cuaca yang buruk
dan fuel yang berkurang sangat banyak.
LONGREACH airport insight..
Six light illuminate..
Parking brake set..
Legaaa.....
Six light illuminate..
Parking brake set..
Legaaa.....
Setelah diskusi dengan rekan-rekan kami minta ke ground
handling setempat untuk melakukan refuel. Si kerbau hitam tetap melihat kami dari
atas seakan tidak yakin bahwa kami sudah berada jauh dari dirinya. Tak berapa
lama tanki fuel mendekat dan turunlah seorang gadis bule terus menarik selang
fuel ke arah pesawat,sejenak aku gak percaya,” kuat bener tuh cewek”..
Alhamdulillah..gambaran kerbau hitam tergantikan olehnya..
Selesai servicing,kami bergegas untuk mengunci pesawat dan
meninggalkan sendirian di ruang terbuka tanpa teman. Si kerbaupun sudah tidak
sanggup untuk menahan diri sehingga jatuh ke bumi dengan beriringan bersama
sehingga dalam sekejap membasahi seluruh badan pesawat kami. Kamipun segera
menuju motel terdekat dari bandara,dalam 25 menit kamipun memasuki hotel
tersebut,hujan terus menghunjam ke bumi.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore,hujan sudah berhenti. Tak
terasa aku sudah terbangun dari tidurku sekitar sejam yang lalu.
Aku keluar dari kamar untuk mengetahui ada apa di sekitar bandara Longreach?
Dari kejauhan aku melihat pesawat besar berekor merah,segera aku bergegas berlari kecil mendekatinya.
QANTAS Airlines Boeing 747 tertancap di sebuah taman yang
cukup luas yang berada di luar apron dengan sebuah bangunan di sebelah kirinya
dengan tulisan “ QANTAS MUSEUM “.
Setelah terbata-bata aku mengeja tulisan yang ada di papan ternyata desa Longreach ini merupakan desa tempat Qantas Airlines dilahirkan..Wow..
Setelah terbata-bata aku mengeja tulisan yang ada di papan ternyata desa Longreach ini merupakan desa tempat Qantas Airlines dilahirkan..Wow..
Alhamdulillah lagi..
Ternyata “si kerbau hitam” tadi memberi aku dua barter untuk penundaan perjalanan kami,yakni cewek bule ciptaan Allah yang begitu anggun tadi, meski menarik selang fuel..dan QANTAS MUSEUM yang selama ini aku kira lahir dari kota metropolitan semacam Brisbane.
Ternyata “si kerbau hitam” tadi memberi aku dua barter untuk penundaan perjalanan kami,yakni cewek bule ciptaan Allah yang begitu anggun tadi, meski menarik selang fuel..dan QANTAS MUSEUM yang selama ini aku kira lahir dari kota metropolitan semacam Brisbane.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar